Awal nya saya sendiri tidak terlalu
tertarik dengan yang namanya kopi beserta kawan-kawannya. Namun penelitian saya
merubah segalanya. Penelitian yang sedang memasuki babak akhir ini tengah
berjuang untuk keluar merebut mahkota yang bernama toga. Hmm toga…. Sebenernya
ini ide awalnya dari abang saya yang pecinta kopi, setelah saya ajukan eeh
ternyata dosbing suka dan akhirnya berlanjut. :D
“kamu terbiasa karena
itu kamu jadi cinta, saya cinta karena sesuatu itu yang membuat saya terbiasa”
Sebenernya saya bingung, saya ini nulis apa siih?? Dan itu
ungkapan apa?? :/
Okee.. jadi gini, saya dan kopi sudah mulai melakukan
hubungan ke jenjang yang lebih serius ke tahap cinta setelah sebelumnya saya
hanya suka sekedarnya saja. Bukan minum kopinya yang saya suka, juga bukan rasa
atau aromanya yang saya suka. Saya hanya suka menyeduhnya dengan alat-alat itu J. Mungkin kedepannya
saya akan lebih cinta tentang menyeruputnya.
Benar
aja, saya si ngerasa orang-orang pecandu kopi itu orang aneh (berarti bapak
saya dan abang saya orang aneh iyaa? Hahahaha). Oopps sorry apaak :P. Jadi
gini, sebenernya saya mau cerita kalau saya akhirnya sudah menemukan sesuatu
yang saya suka. Bukan tidur,baca komik, atau nonton seperti hobi yang saya
lakukan dahulu kala (sebelum skripsi menyerang). Ini berbeda kawan. Saya ga tau
harus jelasinnya darimana. Yang jelas saya pengen jadi “BARISTA” si peracik
kopi.
Jadi
gini, penelitian saya ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
perlakuan dan 3 ulangan. Sedikit belagu saya juga pengen bilang kalo penelitian
saya mengahasilkan uji lanjut Duncan yang berbeda nyata pada taraf nyata 5%. Pasti
pada penasaran metode penyeduhan apa aja si yang saya gunakan.
Metode penyeduhan yang saya gunakan
terdiri dari metode tradisional dan modern. Untuk cara tradisional saya
menggunakan cara penyeduhan tubruk dan pemanasan campuran kopi. Bedanya tubruk
itu ialah metode yang menuangkan air panas mendidih ke gelas yang sebelumnya
sudah dirisi dengan bubuk kopi. Sedangkan pemanasan campuran kopi ialah metode
yang memanaskan air beserta bubuk kopinya secara bersamaan hingga mendidih.
Biasanya metode yang satu ini banyak dilakukan oleh para pedangan kopi aceh
atau kopi ule kareng (saya juga lupa yang mana satu :P hehe). Kalau para pembaca
yang budiman sekalian ingin merasakan kopi dengan kadar kafein yang tinggi,
kalian bisa menyeduh kopi favorit kalian dengan metode pemanasan campuran kopi
atau pun dengan cara tubruk.
Metode
selanjutnya ialah metode modern. Jadi disini saya menggunakan 3 buah alat
penyeduh kopi yaitu French Press, Moka
Pot dan Coffee Syphon. Urutan
yang saya sebutkan sudah sesuai dengan harga alat penyeduh tersebut dari yang
termurah sampai termahal (bagi saya mahal, huhuhu). Oke saya bakal jelasin
prinsip kerja ketiga alat tersebut. Uhuk uhuk, berikut penjelasannya :p
Prinsip
kerja French Press sendiri sama dengan metode tradisional tubruk,
namun French Press tidak memiliki
ampas karena pada alat ini sudah ada sejenis penyaring yang akan menahan bubuk
kopi tersebut dibagian bawah.
Prinsip
kerja dari Moka Pot sendiri ialah
dengan menguapkan air yang terdapat dalam water
tank keatas Cover Moka Pot.
Sebelum memasuki Cover Moka Pot, air
dalam water tank ini melewati hopper
yang berisi bubuk kopi, dari sinilah bubuk kopi tersebut diekstrak.
Coffee Syphon ini alat paling favorit,
no ampas (asiik) :D. jadi si Coffee
Syphon ini punya prinsip sama kek si Moka
Pot, sama-sama menguapkan air keatas melewati container. Aah pokoknya ini
alat paling saya suka, berasa kek lagi make rotary
evaporator yang labunya saya pecahin 2 kali pas penelitian ^^.
Perlu diketahui Coffee
Syphon ini melarutkan kafein paling sedikit diantara alat-alat lain yang
saya sebutkan ditulisan ini. Jadi kalau kamu punya masalah sama kafein, Coffee Syphon ini solusi nya :P.